Thursday, October 30, 2014

Taylor Swift's 1989 review




Taylor Swift telah merilis album barunya 1989. Bersiaplah pecinta country untuk kecewa dan patah hati, karena di 1989 tidak ada lagu yang terdengar seperti country. Tapi bagi pecinta musik pop, synth-pop atau bahkan new wave pasti akan suka 1989. Taylor swift terinfluence dari beberapa band 80-an seperti Fine young cannibals, Pet shop boys, New order, Beastie Boys dan bahkan Electric Youth (bukan band 80an). Dan akhirnya Taylor Swift sukses meramu synth 80’s dengan pop modern menjadi 1989. Di umur 25 tahunnya di tahun 2014 ini, Taylor Swift seperti enggan menjadi dewasa, 1989 walau terdengar seperti musik 80-an tetapi lyric lagunya masih mengkondisikan bagaimana / kedepannya ia bersikap. 1989 diproduseri oleh Max Martin (9 lagu) (produser Baby one more timenya Britney Spears), Ryan "Onerepublic" Tedder (2 lagu) dan Jack "Fun." Antonoff (3 lagu). Bagaimanapun juga Taylor Swift mengubah musiknya, ia tetap Taylor Swift, karena ia tidak mengubah cara ia menyanyikan lagu dan membuat lyric yang dramatis dan meledak – ledak khas Taylor tetap ada di album 1989 ini. Tetapi ada 1 lagu yang bagi saya, ia seperti meniru penyanyi lain cara menyanyikan lagu. Saya memberikan rating 7 dari 10 untuk album 1989 ini.



Welcome to New York / Taylor Swift, Ryan Tedder

 Track pembuka di 1989, synth-pop yang super catchy dengan suara bersemangat khas Taylor Swift, yang menceritakan seorang perempuan dari luar kota yang baru datang ke New York untuk menetap disana, perempuan ini tentunya senang berada di New York karena semua yang ia inginkan tentunya ada di New York (Boys and boys and girls and girls), tetapi melihat semua gemerlap New York tidak membutakan perempuan ini (The lights are so bright but they never blind me).


Blank Space / Taylor Swift, Max Martin, Shellback

Inilah yang saya maksud Taylor Swift seperti enggan menjadi dewasa, cobalah dengarkan lyricnya, setelah ia memberikan warning ia pun memberikan pernyataan penuh atas dirinya (Saw you there and I thought oh my God look at that face, you look like my next mistake, love’s a game, want to play?) (Ain’t it funny, rumors fly and I know you heard about me, so hey let’s be friends, I’m dying to see how this one ends, grab your passport and my hand I can make the bad guys good for a weekend).Tampaknya track ini akan menjadi the next single.  


Style / Taylor Swift, Max Martin, Shellback, Ali Payami 

Bisa ketebakkan lagu ini untuk siapa? Harry Styles. Lagu ini adalah track pertama  favorit saya, Taylor Swift sangat bagus meramu lagu ini, suara petikan gitar yang catchy dimix dengan synth disco 80-an yang memabukkan. 


Out of the woods / Taylor Swift, Jack Antonoff

Pertama kali mendengar lagu ini mengingatkan saya dengan New Order. Yang suka dengan new wave pasti akan suka dengan lagu ini.


All you had to do was stay / Taylor Swift, Max Martin

Pop ringan dimix dengan synth yang mirip dengan Phoenix. Ketika didengar terus – terusan lagu ini, saya seperti bernostalgia mendengarkan album Baby one more timenya Britney Spears.


Shake it off / Taylor Swift, Max Martin, Shellback

Entah mengapa ketika mendengar lagu ini mengingatkan saya dengan melody dari Happynya Pharell Williams. Tapi track ini terdengar seperti sampah dan video clip yang absurd.


I wish you would / Taylor Swift, Jack Antonoff

Ini track ke2 favorit saya dari 1989. Terdengar seperti Pet shop boys di mix dengan gebukan drum, synth yang dramatis. Sure we could dance with this track.


Bad Blood / Taylor Swift, Max Martin, Shellback                                     

 Kali ini Taylor Swift tidak memakai synth atau disco beat untuk lagu, track ini malah terdengar hip hop. Saya rasa Taylor Swift terinspirasi dari Beastie Boys. Dan saya rasa lagu ini bukan tentang mantannya tetapi tentang friendship yang hancur. Saya tidak mengikuti gossip seputar Taylor Swift, tapi pasti Taylor Swift punya bad friendship.


Wildest Dreams / Taylor Swift, Max Martin, Shellback 

Entah mengapa ketika mendengar track ini Taylor Swift seperti meniru cara Lana Del Rey menyanyikan lagu. Dude, you are so far away from Lana Del Rey. Mungkin Taylor Swift harus minum xanax ditambah ngerokok ganja dulu kali ya biar suaranya bisa se-relax Lana Del Rey. Hahaha, saya cuman becanda.


How you get the girl / Taylor Swift, Max Martin, Shellback 

 Mungkin pecinta country agak suka dengan lagu ini. Taylor Swift mengisi track ini dengan suara gitar akustiknya walau agak menggelikan ketika mendengar chorusnya karena suara disco tiba – tiba menyerbu masuk.


This Love / Taylor Swift 

Track ballad yang indah yang awalnya diisi oleh petikan gitar akustik hingga dichorus nya synth masuk menyerbu. Harusnya Taylor Swift lebih banyak membuat track seperti ini.


I know places / Taylor Swift, Ryan Tedder

Track hip hop yang cukup bagus. Setelah saya putar ulang lagu ini saya jadi berpikir, Taylor Swift cukup cocok untuk menyanyikan lagu hip hop, mungkin untuk album selanjutnya boleh tuh dicoba untuk membuat album yang full hip hop music. Hahaha, I’m joking. 


Clean / Taylor Swift, Imogen Heap 

Di track ini Taylor Swift duet dengan Imogen Heap. Tentu anda sudah bisa menebak kalau Taylor Swift duet dengan Imogen Heap. Suara musiknya sarat dengan musik electronic Imogen Heap. Sangat disayangkan Taylor Swift masih kurang bisa mengontrol suaranya. Ia sudah berusaha mencoba meniru cara menyanyi Imogen Heap tetapi yang terdengar di track ini suara Taylor Swift masih ketinggian jadi kurang maksimal.


Deluxe edition: 


Wonderland / Taylor Swift, Max Martin, Shellback

Track yang catchy yang di chorusnya dimix dengan melody dubstep. Mengingatkan saya tentang I knew you were trouble. But I must say this track much better than “I knew you were trouble”.


You are in love /  Taylor Swift, Jack Antonoff

Track ballad yang cukup bagus ya, tentang sepasang kekasih yang jatuh cinta, pacarnya bekerja sebagai tentara (US Army).  Kenapa track bagus ini harus ada di versi deluxenya.


New Romantics / Taylor Swift, Max Martin, Shellback
Track terakhir favorite saya. Terdengar agak seperti Icona Pop. Sure this track would make you dance! Sekali lagi Taylor Swift enggan menjadi dewasa, seperti lyricnya (We’re so young, we’re on the road to ruin, we play dumb but we know exactly what we’re doing).

Friday, October 17, 2014

Dracula Untold Review




Sutradara: Gary Shore
Penulis scenario: matt sazama, burk sharpless, bram stoker.
Produser: Joseph m. caracciolo jr. , Michael De Luca, Jon Jashni, Alissa Phillips, Thomas Tull.
Cast: Luke evans, Sarah Gadon, Dominic Cooper, Charles dance, Paul Kaye, Diarmaid Murtagh
Durasi 92 menit, rilis 10 oktober 2014

Sesuai judulnya, Dracula Untold, pasti ada yang tersembunyi dari Dracula. Mungkin setelah orang – orang menonton film ini yang terpikirkan oleh mereka hanyalah seorang pangeran yang tampan dari Transylvania yang mendapatkan kekuatan gaib untuk menghabisi pasukan dan sultan dari Turki (dengan tujuan balas dendam). Tetapi ada masalah yang lebih kelam dari sekedar balas dendam. Memang di dalam film ini tidak diceritakan jika sultan Turki ini memeluk agama Islam tetapi jika anda membaca buku – buku konspirasi, beratus – ratus ribu umat islam disula oleh Vlad (pangeran Dracula) ini. disula itu seperti ditusuk sate dari bawah hingga menembus mulut korban.
Dan menurut saya itulah untold story dari pangeran Dracula.
Ya saya tidak ingin mengajak anda untuk mengecam film ini, saya bukan seorang bigot. Film adalah sebuah hiburan yang bisa menambah pengetahuan anda (tanpa anda sadari). Anda boleh menyukai semua jenis film tapi jangan sampai anda dibodohi oleh film, itulah yang saya maksudkan.

Secara keseluruhan film ini cukup bagus walau bagi saya agak mengecewakan karena hanya berdurasi 1 setengah jam. Tetapi diakhir film tampaklah pangeran Dracula ternyata tidak meninggal, itu cukup menyenangkan hati saya, sehingga saya optimis kemungkinan akan dibuat sequel dari Dracula Untold ini. jika hasil profit film ini banyak, banyak yang menonton, saya yakin Dracula Untold akan dibuat sequelnya. Apa lagi film ini ternyata tidak di banned di Negara – Negara yang banyak penduduknya memeluk agama Islam. Tidak seperti film Noah yang di banned di Negara yang penduduknya mayoritas beragama islam (eg; Malaysia, Indonesia).

Saya memberikan rating 7 untuk film ini. Saya menonton film ini pas tanggal 10 oktober 2014 ketika pas hari pertama tayang di Indonesia. saya melihat nama sutradaranya Gary Shore, dia bukan sutradara terkenal yang sudah banyak membuat film tapi kenapa film ini laris ditonton di seluruh dunia? Pemainnya memang mendukung sih, seperti Luke Evans dan Dominic Cooper, 2 artis ini cukup terkenal. Lalu saya melihat nama produsernya  Michael De Luca dan Jon Jashni. 2 nama ini adalah produser terkenal yang memproduseri film – film box office seperti, Michael De Luca memproduseri: The mask, blade, blade 2, Zathura: a space adventure, ghost rider, 21, the social network, ghost rider: spirit of vengeance.
Jon Jashni memproduseri: Godzilla, Pacific Rim, The hangover, Poseidon, ninja assassin, clash of the titans, wrath of the titans.

 Itulah benang merah kenapa film ini dikemas menarik dan tentunya menarik banyak penonton. 
Selamat menonton guys!